Makalah NKP : Menulis alur pada BAB I PENDAHULUAN





Untuk menulis Bab-I Pendahuluan pada makalah yang digunakan seleksi uji akademik NKP bagi seleksi masuk SIP (Sekolah Inspektur Polisi), para penulis mesti memperhatikan tips dan trik berikut ini:

1. PROSENTASE JUMLAH HALAMAN
Dalam penyusunan uji akademik NKP bagi seleksi masuk SIP (Sekolah Inspektur Polisi) dibutuhkan minimal 10 halaman untuk keseluruhan Bab, yakni mulai Bab I sampai dengan Bab VI.

Sedangkan Prosentasi jumlah halaman untuk Bab I kurang cukup 10% dari jumlah halaman keseluruhan.


2. TOPIK MAKALAH NKP
Topik merupakan pokok pembahasan yang didalamnya mengandung suatu kejadian atau fenomena yang penting dan menarik untuk ditulis atau dikaji serta bersifat umum, sehingga memungkinkan dikaji ke dalam hal-hal yang bersifat khusus.

Topik berfungsi sebagai pedoman atau acuan umum tentang arah tujuan pokok pembahasan tertentu. Topik mengandung makna yang menjadi tujuan dalam pembahasan.

Biasanya Peserta di berikan kebebasan untuk memilih 1 diantara 3 topik yang telah ditentukan panitia. Topik selanjutnya akan mengarahkan peserta untuk merumuskan judul. Topik lazimnya memuat dua variabel yang didalamya terdapat "kata kunci" atau konsep "kunci" dengan menggunakan kata sambung "terhadap".


3. JUDUL MAKALAH NKP
Tahap pembuatan judul merupakan tahapan krusial. Perlu dipahami bahwa pada hakikatnya judul merupakan cerminan suatu bahasan atas permasalahan yang akan dikaji. Keberadaan judul sangat diperlukan dalam membuat suatu tulisan sebagai pemandu utama agar kajian tetap fokus dan terarah pada obyek dan subyek yang akan dikaji.

Judul merupakan suatu problema/permasalahan yang dihadapi, dinyatakan dalam bentuk frase, dengan kata yang jelas, singkat dan deskriptif. Di dalam rumusan judul menggambarkan keseluruhan isi yang menjadi fokus pembahasan permasalahan, baik ditinjau dari segi kualitatif maupun kuantitatif. Dalam penulisan karya tulis, judul merupakan kerangka kerja konsep (conceptual framework) yang berfungsi sebagai arah dalam penulisan.

Fungsi judul memandu menemukan identitas, mencerminkan jiwa keseluruhan bahasan sehingga jelas dan menarik untuk dicermati. Dengan adanya judul pembahasan akan terarah, maksud dan tujuan, serta dapat menentukan ruang lingkup pembahasan.

Diharapkan dalam penulisan judul harus relevan dengan isi keseluruhan naskah. Dengan kata lain bahwa judul merupakan "pemandu utama" bagi pembacanya atas hakikat dari objek bahasan yang dirumuskan secara komunikatif dan logis serta menunjukkan mengenai hakikat, objek, ruang lingkup dan metodologi yang digunakan.

Secara umum, judul yang buat untuk penulisan sebuah makalah NKP bersifat pemecahan masalah (problem solving). Permasalahan yang dipilih dalam penulisan tersebut mempunyai relevansi terhadap tugas-tugas yang akan dihadapi dalam kapasitas sebagai calon manajer tingkat pertama (Inspektur Polisi Dua).

Yang harus dihindari adalah mengambil risiko dengan mengambil kajian terhadap permasalahan diluar lingkup kapasitasnya. Meskipun bagus secara konsep dan pembahasan namun upaya probel solving tidak akan relevan dengan kapasitasnya sebagai calon manajer tingkat pertama (Inspektur Polisi Dua).

Untuk memahami langkah-langkah perumusan judul agar diperhatikan:
  • Judul wajib mengandung 2 variabel atau 3 variabel sebagai kata kunci yang saling berhubungan (korelatif), yakni membangun hubungan interaktif (saling bergantungan) dan hubungan integrative (saling terkait).
  • Judul dibuat singkat, jelas, ringkas, mudah dimengerti, tidak menimbulkan multi tafsir, tidak terlalu panjang, dan mengandung logika pikir permasalahan masalah yang diangkat penulis.
  • Disarankan agar dalam judul tidak menyebutkan nama kesatuan yang dibahas, namun nama kesatuan yang dibahas dimasukkan dalam ruang lingkup saja.
  • Rumusan Judul pada Karya Tulis merujuk pada hasil break down pada kata kunci "topik dipilih".
  • Berikut contoh judul 2 Variabel: "Optimalisasi kinerja Bhabinkamtibmas guna terdukungnya pembinaan ketertiban masyarakat"
  • Berikut contoh judul 3 Variabel: "Optimalisasi kinerja Bhabinkamtibmas guna terdukungnya pembinaan ketertiban masyarakat dalam rangka terpeliharanya Kamtibmas kondusif".

4. LATAR BELAKANG MASALAH
Ketika melakukan penulisan paragraf pada latar belakang masalah, ada beberapa hal perlu diperhatikan penulis antara lain:
  • Jumlah paragraf disesuaikan dengan jumlah variabel pada judul.
  • Jika anda menggunakan 2 variabel judul maka gunakan 2 paragaraf saja.
  • Agar pembahasan paragraf mempunyai relevansi dengan judul, efisien serta fokus perlu diperhatikan trik menggunakan tekhnik deskripsi paragraf dengan menggunakan paragraf 1 untuk menjelaskan variabel 2 judul dan paragraf 2 untuk menjelaskan variabel 1 judul. Optimalisasi kinerja Bhabinkamtibmas (variabel-1) guna terdukungnya pembinaan ketertiban masyarakat (variabel-2).
  • Jika anda menggunakan 3 variabel judul maka terdapat 3 paragraf.
  • Agar pembahasan paragraf sesuai dengan judul, efisien serta fokus perlu diperhatikan trik menggunakan tekhnik deskripsi paragraf dengan menggunakan paragraf 1 untuk menjelaskan variabel 3 judul dan paragraf 2 untuk menjelaskan variabel 2 judul dan paragraf 3 untuk menjelaskan variabel 1 judul. Optimalisasi kinerja Bhabinkamtibmas (variabel-1) guna terdukungnya pembinaan ketertiban masyarakat (variabel-2) dalam rangka terpeliharanya Kamtibmas kondusif (variabel-3).

5. POKOK PERMASALAHAN
Permasalahan diangkat dari pengamatan (observasi) atau fenomena yang tengah terjadi. Yang perlu diperhatikan untuk merumuskan permasalahan adalah:
  • Masalah diangkat akibat ada ketimpangan antara harapan (das sollen) dan kenyataan (das sein).
  • Masalah diangkat karena ada ketidak sesuaian antara teori dan praktek.
  • Masalah yang diangkat dapat dilakukan problem solving dengan konsep penulis didukung dengan teori dan data-data (triangulasi data) yang dibutuhkan untuk membuat alur analisis yang komprehensif.
  • Ketepatan dalam merumuskan persoalan juga sangat tergantung dari hasil perumusan judul, karena rumusan permasalahan diambil dari variabel-1 judul.
  • Gunakan teori yang relevan untuk digunakan sebagai pisau analisisnya
  • Permasalahan disusun dalam kalimat pertanyaan atau bisa juga dengan kalimat pernyataan.
  • Contoh dengan kalimat pertanyaan: Bagaimana kinerja Bhabinkamtibmas terhadap terdukungnya pembinaan ketertiban masyarakat?
  • Contoh dengan kalimat pernyataan: Kinerja Bhabinkamtibmas belum optimal terhadap terdukungnya pembinaan ketertiban masyarakat

6. POKOK PERSOALAN
Persoalan diangkat atau diambil dari permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Selanjutnya diuraikan sebagai berikut:
  • Pokok persoalan dirumuskan berdasarkan kata kunci pada variabel-1 dengan catatan harus saling terkait dengan variabel 2 dan variabel 3 (jika gunakan 3 variabel)
  • Gunakan teori yang relevan atau peraturan yang berlaku (lebih utama gunakan teori) untuk melakukan analisis kata kunci pada variabel-1 tersebut.
  • Contoh perumusan persoalan merujuk pada rumusan permasalahan Bagaimana kinerja Bhabinkamtibmas terhadap terdukungnya pembinaan ketertiban masyarakat?.
  • Dari permasalahan diatas ada kata kunci sebagai bahan analisis kita yang terletak pada variabel 1 yakni “kinerja”. Selanjutnya untuk melakukan analisis kita mencari teori “kinerja” yang relevan dengan persoalan yang sedang kita angkat.
Contoh untuk melakukan analisis kinerja menggunakan teori Robbins (2003) “bahwa kinerja pegawai adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi”.
Merujuk teori diatas dapat kita rumuskan persoalan sebagai berikut:
  • Persoalan satu: Bagaimana kemampuan Bhabinkamtibmas terhadap terdukungnya pembinaan ketertiban masyarakat?
  • Persoalan dua: Bagaimana motivasi Bhabinkamtibmas terhadap terdukungnya pembinaan ketertiban masyarakat?

7. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup digunakan untuk membatasi kajian tetap fokus dengan analisis yang komperehensif pada upaya pemecahan masalah. Ruang lingkup meliputi waktu penelitianya (contoh pada tahun anggaran 2021) dan wilayah penelitiannya (contoh pada unit Bintibmas Satbinmas Polres Jatimbar)


8. MAKSUD DAN TUJUAN
Meski terkesan memiliki arti yang sama, namun kata maksud tidak serta merta disebut sebagai tujuan. Begitupun sebaliknya, tujuan tidak serta merta bisa diartikan sebagai maksud. Namun, perbedaan keduanya terletak pada pemaparannya saja. Maksud dalam arti sebenarnya lebih luas dan umum. Sementara tujuan dalam arti sebenarnya lebih singkat dan khusus.


9. METODE PENDEKATAN
Metode penelitian yang digunakan biasanya menggunakan metode deskriptif analytif dengan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan maka;ah NKP . Creswell (2012; 16) dalam Ahmadi (2014; 16) menegaskan bahwa “penelitian kualitatif sangat cocok untuk memecahkan suatu masalah penelitian yang tidak diketahui variabel-variabel dan perlu di eksplorasi”.

Sedangkan untuk pengumpulan data penulis dapat menggunakan triangulasasi data sebagai bahan penelitian. Menurut Sugiono (2013:330) "Penulis melakukan teknik pengumpulan data melalui triangulasi yang diartikan sebagai teknik pengumpulan data bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sebagai sumber data".


10. SISTEMATIKA
Sesuai dengan petunjuk arahan dalam paparan uji akademik NKP pada tahun 2020, jumlah halaman minimal 10 lembar ditulis tangan dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
Bab II KONDISI SAAT INI
Bab III KONDISI YANG DIHARAPKAN
Bab V PEMECAHAN MASALAH
Bab VI PENUTUP


11. PENGERTIAN-PENGERTIAN
Untuk memperjelas kata-kata yang digunakan untuk merumuskan judul, diperlukan penjelasan lebih rinci terkait beberapa kata kunci yang digunakan. Penjelasan pengertian-pengertian tersebut merujuk pendapat ahli, KBBI, Wikipedia atau teori sehingga mempermudah orang lain untuk memahami konstruksi berpikir penulis.
Contoh:
Pengertian Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kinerja yaitu (1) sesuatu yg dicapai; (2) prestasi yg diperlihatkan; (3) kemampuan kerja


Perlu diingat untuk menulis makalah NKP secara runut dan sistematis diperlukan literasi yang cukup sehingga ide konsep dan gagasan akan dapat tercurah selama proses penulisan berlangsung. Selain itu latihan berulang-ulang untuk mengkaji satu persoalan secara berkesinambungan secara perlahan akan membangun kontruksi berpikir yang komperehensif atas pemecahan masalah yang dilakukan. 
Jika memerlukan sharing tips dan triknya silahkan kontak whatsapp kami di 082332304333, dengan senang hati kita akan berbagi.
Latest