Rompi Polisi, Klasifikasi Level Perlindungan Ancaman Serangan Senjata Api

Rompi anti peluru memberikan perlindungan pada bagian tubuh seperti dada, perut, dan punggung orang yang memakainya. Rompi ini mampu menahan laju proyektil peluru maupun serpihan granat sehingga tidak melukai pemakai.
Polisi Negara Republik Indonesia (Polri) memberikan proteksi peersonil dari ancaman tembakan senjata api kepada petugas yang berhadapan dengan kejahatan-kejahatan serius seperti terorisme maupun gangguan keamanan dengan eskalasi tinggi.

Beberapa produk Rompi anti peluru dengan kualitas terbaik telah melaui uji standar keamanan perlindungan balistik dari US National Institute of Justice (NIJ). NIJ merupakan pemegang standarisasi pelindung tubuh terpercaya.

Standar-standar ini menguraikan secara persis, tingkat ancaman dan kemampuan tingkat perlindungan terhadap  tubuh. Ini berarti bahwa rompi anti peluru di Tingkat II misalnya tidak akan mampu melindungi terhadap ancaman Tingkat IIIa dan level ancaman diatasnya.

Tingkat  kemampuan rompi anti peluru terhadap ancaman uji balistik.
Rompi anti peluru dirancang untuk 'menjebak' dan memperlambat peluru saat mereka berusaha melewati rompi dengan menambahkan Balistic body armour.
Rompi Peluru terdiri dari dua tipe berbeda yakni keras dan lembut.

Balistic body armour ‘soft’ dirancang untuk melindungi sebagian besar senjata genggam dan amunisi senjata kecil, sedangkan Balistic body armour ‘hard’ dirancang untuk menghentikan putaran amunisi kaliber besar seperti dari senapan serbu dan senapan mesin ringan.

NIJ mengklasifikasikan kekuatan pelindung tubuh berdasarkan NIJ Levels Ballistic adalah sebagai berikut :


1. NIJ Level IIa
Areal kepadatan 3.5 kg/m dengan ketebalan 4 mm mampu menahan tembakan senjata dengan amunisi kaliber 9mm.

2. NIJ Level II
Areal kepadatan 4.2 kg/m dengan ketebalan 5 mm mampu menahan tembakan senjata dengan amunisi kaliber 9mm 

3. NIJ Level IIIa
Areal kepadatan 5.9 kg/m dengan ketebalan 6 mm mampu menahan tembakan senjata dengan amunisi kaliber 9mm dan 44 Magnum

4. NIJ Level III
Areal kepadatan 25.9 kg/m dengan ketebalan 6 mm mampu menahan tembakan senjata dengan amunisi kaliber 9mm, 44 Magnum, 5.56 mm dan 7.62 mm Nato.

5. NIJ Level IV
Areal kepadatan 5.9 kg/m dengan ketebalan 6 mm mampu menahan tembakan senjata dengan amunisi kaliber 9mm, 44 Magnum, 5.56 mm dan 7.62 mm Nato dan caliber 30 Armour piercing (M2 AP).
Jenis M2 AP amunisi adalah amunisi surplus militer dari Perang Dunia II untuk 30-06. Ini juga dikenal sebagai "tip hitam" karena cat hitam di ujungnya. Amunisi itu dulu berlimpah pasokan tetapi sekarang sudah 60-70 tahun setelah produksi akhir, semakin sulit untuk ditemukan.



Hasil Uji Kekuatan Rompi Peluru

Untuk menambah keyakinan kami sebagai pengguna, telah kami uji beberapa rompi anti peluru kami hasil pabrikan WEIN BODY ARMOR (Wein System Pte Ltd Singapore) produksi tahun 2003. 
Rompi ini telah rusak pada bagian casing pembawa material Balistic body armour akibat tersapu lumpur bencana Tsunami Aceh 2004.

Ada tiga bagian penting rompi peluru ini yakni:
1. Casing pembawa material anti peluru berbentuk rompi kulit luar (cangkang)
Casing pembawa material anti peluru atau cangkang ini hanya berfungsi sebagai wadah dan tidak memberikan proteksi terhadap serangan senjata api. Proteksi diberikan oleh material balistic body armour di dalamnya.



2. Balistic body armour level III-A

Balistic body armour level III-A terdiri dari dua lapis serat Kain Kevlar yang dijadikan satu.
Kami melakukan uji dengan Pistol Glock kaliber 99 mm pada jarak 10 meter terhadap material ini. Hasil uji menunjukkan bahwa tampak sisi depan (lapis pertama) balistic body armour robek tertembus amunisi 9 mm dari Pistol Glock kami dan ditemukan proyektil penyet (gepeng pipih).

Untuk sisi belakang (lapisan kedua) dari balistic body armour mampu menahan laju proyektil dan tidak terjadi perobekan material. (dalam gambar robek karena digunting penulis untuk melihat detail hasil uji coba).

Dapat disimpulkan material Balistic body armour Level III-A aman melindungi petugas dari serangan senjata api kaliber 9mm dari jarak 10 meter.


3. Balistic body armour level IV

Balistic body armour level IV terdiri dari dua lapis yakni keramik dan Panel Kevlar setebal 0.5 cm.
Hasil uji coba dengan senjata Sig Sauer CQB 516 kaliber 5.56 mm 5 TJ jarak 10 meter ditemukan bahwa amunisi mampu memecahkan keramik namun tidak mampu menembus panel kevlar.

Ketika kami menguji dengan amunisi 5.56 mm 4TJ, tampak kerusakan keramik lebih lebar. Panel dalam tidak terdapat tekanan yang berarti.
Sedangkan ketika kami menguji amunisi 5.56 mm 5TJ, tampak kerusakan keramik tidak terlalu lebar namun terdapat bekas tekan panel kevlar meski tidak mampu menembusnya.

Dapat disimpulkan bahwa material Balistic body armour Level IV aman melindungi petugas dari serangan senjata api kaliber 5.56 mm (4tj dan 5tj) dari jarak 10 meter.

Dengan ulasan diatas, kita menambah satu referensi pengetahuan tentang klasifikasi level kekuatan proteksi rompi anti peluru (Balistic body armour) sebagaimana merujuk standarisasi dari US National Institute of Justice (NIJ).